Biaya logistic Indonesia masih merupakan yang tertinggi di asia yaitu sebesar 24% dari PDB 2018. Hal ini disebabkan oleh ongkos transportasi yang tinggi yaitu 27% dan. Porsi biaya logistic ini merupakan 40% dari harga barang kita. Hal tersebut menjadi salah satu kunci kenapa Indonesia masih kalah bersaing di pasar internasional. Jika ditelusuri melalui Logistic Performance Index (LPI) terdapat beberapa index yang masih kurang yaitu, infrastruktur, kualitas dan kompetensi logistic, serta kepabeanan.
Supply chain management merupakan suatu jaringan bagaimana kita membuat proses dalam rantai distribusi kita untuk menjadi lebih baik. Logistik juga merupakan bagian dari supply chain management. Biaya logistic yang tinggi di Indonesia ini tentunya butuh perbaikan. Salah satu caranya dapat menggunakan teknologi untuk menyortir barang. Cara lain nya yaitu dengan menerapkan sistem on demand kepada kurir, jadi Ketika mereka bekerja baru mendapatkan insentif, hal ini tentunya akan membuat mereka lebih rajin dan yang terpenting menjadi lebih efektif.
Di masa pandemi ini, justru muncul banyak peluang di sektor logistik dan supply chain. Seperti yang dikatakan oleh Bu Amelia, dengan kondisi pandemi ini, perusahaan menyadari bahwa dalam menentukan posisi inventory tidak hanya dilihat dari sisi kapasitas gudang, demand, atau lead time, melainkan juga dari sisi transportasi yakni kapasitas kendaraan karena barang bisa saja disimpan/ditahan di kontainer. Kesadaran ini menunjang adanya implementasi pengintegrasian antara inventory dan transportasi yang harus dilakukan yakni inventory routing. Beliau juga berkata “Jangan sampai biaya murah secara konsep inventory, tapi mahal secara kendaraan.”
Selain itu, Bu Amelia juga memberikan tips untuk mengukur kinerja supply chain di perusahaan dengan mem-breakdown KPI per-aktivitas logistik atau menggunakan tool SCOR (Supply Chain Operation Reference). Beliau juga menambahkan bahwa di dalam kategori inventory, sangat mudah mengidentifikasi efisiensi seperti jumlah barang yang masuk dan keluar, kecepatan inventory turn-over, dan kemampuan kita memenuhi permintaan konsumen (service level) tapi sulit untuk efektifitas. Sedangkan Pak Johari menambahkan bahwa dalam proses bisnis C2C, time of delivery dapat menjadi salah satu parameter, maksudnya adalah apakah janji perusahaan kepada konsumen berdasarkan analisa sesuai dengan keadaan realita. Pak Djohari juga menambahkan bahwa ketersediaan flight, atau routing kendaraan dengan GPS bisa menjadi parameter lain.
Pak Johari dan Bu Amelia juga memberikan tips mengenai masalah kepabeanan seperti proses administrasi, pungli, dan shipping time yg tidak menentu yakni dengan memilih partner atau agen yang berpengalaman. Agen yang berpengalaman di bidangnya akan menjadikan proses lebih lancar. Selain itu, komunikasi di awal, menghindari last minute, dan menghindari kesalahan administrasi dapat menjadi solusi lain. Bu Amelia juga berpendapat bahwa sistem informasi by technology sangat penting di masa new normal sehingga informasi cepat masuk ke semua divisi. Beliau menambahkan bahwa job desc atau wewenang tidak akan berubah selama struktur organisasi tidak berubah, tetapi bagaimana informasi bisa sampai dengan cepat adalah hal yg harus dipikirkan.
Menurut Bapak johari Zein, Terdapat juga jalur non formal yang juga penting diluar pekerjaan seperti melakukan engangement seperti acara olahraga, ulang tahun, dan kejuaraan-kejuaraan lainnya di internal perusahaan. Kemudian adanya informal meeting dapat menemui karyawan secara langsung dan tetap menjalin komunikasi yang sangat terbuka akibatnya memang kadang pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh atasan (manager) dapat diselesaikan langsung oleh pemilik perusahaan serta menuntaskan kesalahpahaman. Jika karyawan semakin banyak, cara menjaga komunikasi adalah dengan melalui media sosial yang juga menjadi keharusan seperti riwayat messenger, whatsapp, dan facebook untuk mengatasi permasalahan kecil. Sehingga, tidak ada gap antara karyawan dengan manajernya serta tidak membeda-bedakan karyawan dengan buruh. Kekuatan perusahaan terletak di posisi sumber daya manusianya, jika sumber daya manusia kompak, maka perusahaan juga.
Sumber daya manusia dan teknologi mana yang lebih diutamakan? menurut Bu Amelia, keduanya sama penting, tetapi yang diutamakan adalah sistem yang harus dibangun. Di dalam sistem terdapat manusia, jika membangun sistem, sumber daya manusia juga harus ikut dibangun, karena didalam sistem fasilitas juga terdapat manusia. Hal ini menunjukkan Manusia menjadi hal yang utama, sehingga kompetensi sumber daya manusia perlu ditingkatkan. Sedangkan menurut Bapak johari Zein, sistem merupakan ujung tombak yang harus dimiliki. Sistem dapat dibuat sedemikian rupa untuk membantu, jika sudah memiliki sistem, manusia harus dapat memenej dengan baik. Caranya adalah adanya komunikasi terbuka, sehingga jika terdapat kesulitan pada sistem dapat dibantu. Yang mana balancing logistic tidak hanya manajemen dengan teknologinya, melainkan sumber daya manusia dapat memahami terkait teknologi ataupun strategi dalam memanajemen logistic.
Kesimpulan pada webinar Logistic Balancing & Effieciency adalah bukan hanya pada strategi dan teknologi, tetapi bagaimana mengatur dan mengevaluasi terkait beberapa indikator didalamnya. Salah satunya melihat kesiapan dalam infrastruktur, teknologi, sumber daya manusia, karena tentu sumber daya manusia yang baik dapat berkembang teknologi secara maksimal. Melakukan Balancing tidak hanya dengan pengevaluasian terkait manajemen persediaan yang ada. Tetapi Bagaimana mengukur dan mengevaluasi setiap indikator tersebut agar dapat mencapai target yang diharapkan dan yang terpenting untuk memastikan biaya persediaan supaya efisien, sehingga bisa diturunkan dan berdampak positif untuk perusahaan.
menurut Bapak johari Zein ditengah pandemic covid-19 ini merupakan kehendak dari tuhan agar kita dapat belajar, seperti yang dilakukan saat ini yaitu membahas suatu hal yang berguna mengenai logistic dan beberapa penyesuaian, serta tetap dapat menjalankan bisnis yang lebih baik dengan logistic yang baik juga. Masa krisis bukan untuk kita keluhkan tetapi dijadikan untuk menjadi lebih baik lagi. Sedangkan menurut Bu Amelia adalah bagaimana menghadapi kondisi seperti saat ini dengan menggunakan kompetensi untuk bangkit dengan kompetensi yang ada. Keadaan “New Normal” merupakan keadaan dimana tidak normal seperti semula melainkan normal dengan segala perubahannya. Seperti hidup dan ilmu yang juga selalu berubah-ubah.
Source: Webinar Logistic Balancing and Efficiency via zoom dengan Dr. Amelia Santoso, M.T. selaku Ketua Prodi Magister (S2) Teknik Industri Universitas Surabaya (UBAYA) Bidang Logistic & Supply Chain Engineering dan Johari Zein selaku Pendiri dan Komisaris JNE.