Berfikir Sistem untuk Mendukung Pengambilan Keputusan – Seri Edukasi Masyarakat ke-26 cathrine July 4, 2021

Berfikir Sistem untuk Mendukung Pengambilan Keputusan – Seri Edukasi Masyarakat ke-26

Seri Edukasi Masyarakat ke-26

Pada 22 Juni 2021, Seri Edukasi Masyarakat ke-26 menghadirkan dosen dari Teknik Industri Universitas Surabaya dalam topik “Berfikir Sistem untuk Mendukung Pengambilan Keputusan”. Seri ini diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Surabaya dengan tema “Peran Perguruan Tinggi dalam Pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di Masa Normal Baru”. Seri ini membahas seputar informasi, pengalaman dan penelitian para dosen di Universitas Surabaya yang dikemas dalam webinar online. Bersama dengan Dr. Hazrul Iswadi, S.Si., M.Si. dan Dr. Dra. Amel Santoso, M.T., topik yang dibawakan Seri Edukasi Masyarakat ke-26 kali ini berpusat pada Pemodelan Sistem.

Pengantar Berfikir Sistem

Pembahasan pertama dalam seri ini adalah berfikir sistem terkait dengan pembelajaran dan studi kasus pengabdian pada masyarakat yang dibawakan oleh Bapak Hazrul. Hal pertama yang ditekankan oleh Bapak Hazrul bahwa berfikir sistem merupakan fundamental dari bidang keteknikan dan penerapannya tidak terbatas pada industri, namun dapat berambah pada sosial, perencanaan kota, dan lain-lainnya. Dikatakan juga bahwa berfikir sistem adalah dasar untuk teknik industri mulai dari mendesain sistem, menempatkan atribut yang ada di dalam sistem (manusia, alat, informasi, energi), dan meningkatkan sistem menjadi lebih baik. Dalam webinar ini dikenalkan pula perbedaan berfikir konvensional dan berfikir sistem. Berfikir sistem lebih fokus pada hal yang dapat diperbaiki, berbeda dengan berfikir konvensional yang cenderung mencari kekurangan saja.

Studi Kasus Desa Wisata Kedungudi

Beliau juga bercerita studi kasusnya di Desa Wisata Kedungudi yang berlokasi dekat kampus 3 Universitas Surabaya, Ubaya Training Center. Studi kasus ini juga menggandeng mahasiswa Universitas Surabaya dalam rangka pengabdian dosen dan proposal wiradesa. Permasalahan yang dialami desa ini adalah bagaimana mengelola sumber daya untuk menjadi desa wisata. Dalam studi kasus ini, beliau menggunakan pendekatan simpatik dan asimpatik. Awalnya, dilakukan focus group discussion yang dibantu pula oleh dosen psikologi Universitas Surabaya. Hasil diskusi ini membawa pemikiran bahwa masyarakat desa ingin desa mereka sejajar dengan desa yang lain. Cara berpikir sistem dalam studi kasus ini adalah mengajak pihak di Desa Wisata Kedungudi berubah dan mengajak pihak setempat sadar akan pihak yang harus tanggung jawab jika ingin berubah.

Proses dalam Studi Kasus Wisata Kedungudi

Namun sehubungan dengan pandemi yang terjadi selama studi kasus, konsep awal untuk menjadi tempat wisata tidak dapat terwujud secara langsung. Antisipasinya, desa ini dibuat untuk siap menjadi tempat pariwisata dari segi komponen seperti kebersihan dan sumber daya yang dapat diolah untuk menghasilkan produk jual beli. Dalam kasus ini, banyak pihak yang awalnya tidak berminat dan tidak sigap selain kepala desa. Namun setelah pendekatan yang dilakukan secara simpatik melalui kepala desa akhirnya dapat mendorong pemberdayaan ibu perumah tangga setempat. Hasil pemberdayaan ini adalah produk pupuk kompos dan pupuk cair. Selain pemberdayaan ibu perumah tangga, terdapat Festival Daur Ulang. Festival ini menjadi penyatu berbagai komponen yang diharapkan. Dalam festival ini, bupati setempat diundang untuk memperkenalkan kegiatan yang dilakukan di Desa Wisata Kedungudi. Diharapkan pula melalui bupati, Desa Wisata Kedungudi dapat diperkenalkan dengan pihak eksternal lainnya. Melalui berfikir sistem, studi kasus ini dapat mengolah sumber daya yang dimiliki Desa Wisata Kedungudi sebagai solusi.

Pembahasan Kedua dalam Seri Edukasi Masyarakat 26 oleh Dr. Amelia Santoso, S.T., M.T.

Pembahasan kedua dalam seri ini adalah metode pengambilan keputusan yang dibawakan oleh Ibu Amelia. Dalam pembahasan ini, beliau membawakan dasar langkah pengambilan keputusan yang dimulai dari perencanaan, assessment, implementasi, hingga monitoring dan evaluasi. Dalam pengambilan keputusan umumnya terdapat beberapa tujuan, contohnya perusahaan yang ingin biaya operasi minimal namun disertai dengan tingkat pelayanan yang tinggi. Hal ini dapat diprioritaskan dengan metode algoritma, optimasi, simulasi, dan lain sebagainya.

Pengantar Model Pengambilan Keputusan

Konsep yang dipelajari dalam jurusan Teknik Industri terkait model sistem supply chain juga dijelaskan sebagai gambaran. Supply chain terdiri dari beberapa komponen mulai dari supplier, manufaktur, distributor, retailer, dan konsumen yang setiap perpindahannya terdapat inventory/persediaan. Hal ini membawa beliau untuk membahas konsep persediaan, metode pengelompokan dan prioritas barang yang disimpan dengan ABC Analysis dan MRP, hingga inventory cost. Ibu Amelia juga menambahkan, konsep inventory ini diterapkan di pabrik yang besar hingga UMKM sehubungan dengan penerimaan order dan persiapan barang untuk dikirim. Beliau juga menambahkan terkait lean inventory. Hal ini penting dikarenakan persediaan dapat menimbulkan permasalahan dalam segi biaya. Melalui lean inventory, sistem persediaan dapat dilihat satu per satu. Jika dirasa ada permasalahan, penyebabnya dapat dicari dengan tools seperti diagram Ishikawa dan lain sebagainya.

Model Pengambilan Keputusan dalam Penelitian Produk Agrikultur

Beliau juga menceritakan tentang penelitian yang dilakukan dengan beberapa dosen lainnya terhadap produk agrikultur. Produk agrikultur seperti sayur memiliki karakteristik irreversible yang memiliki umur pendek. Setelah produk dipanen, produk harus segera dipindahkan ke pihak berikutnya untuk menghindari kerusakan. Pemodelan dalam permasalahan ini menggabungkan pemilihan supplier dengan penentuan alokasi pemesanan. Pendekatan yang digunakan beliau adalah algoritma untuk mendeksripsikan tahapan/prosedur yang harus diikuti dan optimasi untuk pemilihan supplier dan menentukan komponen yang dioptimasi.

Metode Pengambilan Keputusan dalam Distribusi

Beliau juga menjelaskan model sistem antrian dan sistem distribusi. Optimasi sistem distribusi dapat dilakukan dengan model rubrik. Beliau menggunakan penelitiannya untuk menggambarkan model ini. Penelitian ini terkait distribusi pupuk urea untuk pertanian golongan subsidi, dimana distribusinya dilakukan per wilayah. Distribusi ini dilakukan dalam wilayah yang besar sehingga dibagi menjadi beberapa wilayah. Metode pengelompokan distribusi dilakukan dengan melihat jarak yang terdekat dengan optimasi atau metaheuristik. Selain itu, konsep integrasi yang diterapkan oleh ojek online seperti Gojek juga dijelaskan oleh beliau. Konsep ini merekomendasikan tempat standby driver, kontrol kesempatan order yang diterima driver melalui rating, dan kontrol kesempatan konsumen mendapat driver dari histori cancel order.

Selain metode pengambilan keputusan, Ibu Amelia juga menambahkan beberapa hal. Yang pertama seputar warehouse management system diterapkan oleh perusahaan besar termasuk Indomaret yang menggunakan metode sharing information dengan distributor. Distributor dapat mengetahui stok produk yang ada di retail Indomaret secara langsung. Beliau juga menambahkan seputar model sistem yang tidak stabil seperti bencana, alat medis, dan tenaga medis/volunteer. Terdapat metode yang digunakan oleh Jepang dalam menghadapi bencana yaitu huminitarian supply chain atau huminitarian logistics, yang mempertimbangkan distribusi material dengan mempertimbangkan kerusakan yang terjadi serta pembuatan jadwal untuk distribusi tenaga medis atau tenaga SAR. Terdapat juga metode commercial supply chain untuk barang elektronik, seperti Intel di Jepang yang dialokasikan di beberapa negara untuk antisipasi bencana. Ketika ada bencana di suatu negara, produk dapat di-supply dari beberapa negara lainnya.