Pembangunan berkelanjutan merupakan proses memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals=SDG) untuk dicapai di tahun 2030. Indonesia adalah salah satu negara yang menyetujui 17 SDG. Semua pihak yang terkait, seperti pemerintah, industri, institusi pendidikan, komunitas, dan masyarakat, harus bekerja sama dan mendukung pencapaian SDG. Khususnya, perguruan tinggi memiliki hubungan langsung maupun tidak langsung dengan SDG dan memiliki tanggung jawab besar terhadap tujuan masing-masing SDG, termasuk inovasi, penciptaan pengetahuan, dan pengembangan sumber daya manusia.
Untuk mendukung pencapaian SDG di universitas khususnya, dua dosen Program Studi (Prodi) Teknik Industri Universitas Surabaya (UBAYA) mengikuti pelatihan GRI. Global Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah organisasi internasional nirlaba yang mengembangkan standar pelaporan keberlanjutan (sustainability reporting). Standar ini digunakan oleh bisnis dan organisasi lain untuk mengomunikasikan dampaknya terhadap ekonomi, lingkungan, dan sosial. GRI merupakan salah satu acuan sustainability reporting yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Dari tanggal 14 sampai 15 Januari 2025, Prof. Markus Hartono, Ph.D. dan Esti Dwi Rinawiyanti, Ph.D. mengikuti pelatihan GRI yang diadakan di Yello Hotel, Bandung. Kegiatan ini merupakan bagian dari proyek EcoGREEN, program Erasmus+ Capacity Building in Higher Education. Proyek ini dilaksanakan selama tiga tahun dengan pendanaan dari Uni Eropa. Tujuan dari proyek ini untuk memastikan bahwa universitas mitra Indonesia memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan pembelajaran sustainability (keberlanjutan). Koordinator proyek ECoGREEN UBAYA, Prof. Markus Hartono, Ph.D., mengatakan UBAYA bersama dengan seluruh anggota konsorsium ingin berkontribusi dalam eksplorasi dan integrasi isu-isu keberlanjutan.
Selama dua hari, narasumber dari Karisman Consulting, memberikan penjelasan mengenai GRI Standards, Human Rights, dan SDG kepada 16 peserta dari tujuh perguruan tinggi di Indonesia anggota konsorsium proyek ECoGREEN. Tidak hanya mendapatkan penjelasan, peserta pelatihan juga diberi tugas kelompok tiap hari, sehingga dapat menerapkan materi secara langsung di studi kasus yang diberikan. Dari pelatihan ini, peserta mendapatkan wawasan dan informasi yang baru mengenai keberlanjutan dan aplikasinya. Peserta juga antusias mengajukan pertanyaan di sesi tanya jawab di akhir tiap sesi, menunjukkan minat yang tinggi untuk belajar dan memahami materi yang bernas tersebut.
Setelah mengikuti pelatihan secara offline, untuk memahami GRI secara holistik, peserta melanjutkan pelatihan secara online melalui Program Sertifikasi Profesional GRI, yang meliputi kurikulum komprehensif tentang keberlanjutan, pelaporan keberlanjutan, dan penerapan Standar GRI. Program ini dirancang untuk memberikan kesempatan kepada para profesional keberlanjutan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian mereka dalam menerapkan Standar GRI dan meningkatkan kualitas pelaporan keberlanjutan. Dengan dana dari proyek EcoGREEN, Prof. Markus dan Bu Esti mengambil GRI Professional Certification – Learning Plan (Route A), yang terdiri dari empat modul plus ujian sertifikasi. Tetapi, sebelum mengikuti ujian, empat modul harus diselesaikan terlebih dahulu, terdiri dari Introduction to Sustainability Reporting and the GRI Standards, Reporting with the GRI Standards, Integrating the SDGs into Sustainability Reporting, dan Reporting on Human Rights with the GRI Standards. Modul dipelajari secara online dan terdapat tes di tiap modul sebelum menuju ke modul terakhir, yaitu ujian sertifikasi GRI. Untuk mengerjakan kelima modul tersebut, dibutuhkan waktu kurang lebih 17 jam, yang dapat diselesaikan dalam durasi waktu satu tahun.
Setelah meluangkan waktu untuk belajar dan persiapan ujian di tengah kesibukan mengajar dan kegiatan akademis lainnya, di bulan Maret 2025 Prof. Markus dan Bu Esti dapat menyelesaikan ujian sertifikasi GRI dengan baik dan dinyatakan lulus. Dengan demikian, kedua dosen Teknik Industri UBAYA berhasil memperoleh sertifikasi GRI, yang menunjukkan kesiapan dan kemampuan untuk menerapkan keberlanjutan pada pendidikan dan penelitian menuju kampus berkelanjutan di Indonesia, sesuai dengan tujuan dari proyek EcoGREEN.
Selamat Prof. Markus dan Bu Esti untuk sertifikasi GRI yang diperoleh. Semoga ilmu dan pengetahuan yang didapatkan bisa diterapkan secara nyata. Bravo! (ed, edited by mh)
#FunLearningBrightCareer
Artikel terkait: https://jatim.antaranews.com/berita/699408/ubaya-ikuti-proyek-internasional-erasmus-ecogreen