
Pada tanggal 10 hingga 12 Oktober 2025, Program Studi Teknik Industri Universitas Surabaya (UBAYA) kembali menyelenggarakan ajang tahunan bergengsi bertajuk Industrial Games ke-33. Kegiatan berskala nasional ini diikuti oleh pelajar SMA dan SMK sederajat dari berbagai daerah di Jawa Timur. Industrial Games merupakan wadah bagi generasi muda untuk mengasah kemampuan berpikir kritis, analitis, dan inovatif melalui simulasi dan permainan yang merepresentasikan dunia industri sebenarnya.
Tahun ini, Industrial Games 33 mengusung tema “Integrated System of Quality and Performance Management for Sustainable Industrial Growth”, yang menekankan pentingnya sinergi antara sistem manajemen mutu dan kinerja dalam mendukung pertumbuhan industri yang efisien dan berkelanjutan. Melalui kegiatan ini, peserta diajak untuk mengenal bagaimana penerapan ilmu Teknik Industri berperan penting dalam menciptakan proses produksi yang efektif sekaligus berorientasi pada keberlanjutan.
Rangkaian kegiatan dimulai pada tanggal 10 Oktober 2025 dengan kunjungan industri atau factory visit ke PT. Insera Sena, perusahaan manufaktur sepeda ternama yang telah menembus pasar internasional. Salah satu merek sepeda hasil produksi PT. Insera Sena yang terkenal yaitu Polygon. Seluruh peserta dibagi menjadi dua sesi untuk menjaga efektivitas pelaksanaan. Di sana, mereka diajak melihat secara langsung proses produksi masal sepeda mulai dari tahap perakitan komponen, penggunaan mesin otomatis, hingga pengelolaan alur kerja di assembly line. Peserta juga mendapat kesempatan berdiskusi dan bertanya mengenai strategi perusahaan dalam mengurangi waste serta meningkatkan efisiensi produksi. Kunjungan ini memberikan pengalaman nyata yang menjadi bekal penting dalam menghadapi babak kompetisi di hari-hari berikutnya.
Keesokan harinya, Sabtu tanggal 11 Oktober 2025, para peserta kembali berkumpul di kampus UBAYA untuk menghadapi dua babak utama, yaitu Mass Production Round dan Automation Round. Pada Mass Production Round, peserta ditantang untuk menyelesaikan permasalahan industri berbasis konsep produksi massal yang terinspirasi dari prinsip Revolusi Industri 2. Melalui platform website interaktif, peserta harus menentukan strategi produksi paling efisien dan efektif untuk mencapai hasil optimal. Babak ini melatih kemampuan berpikir strategis, efisiensi operasional, serta pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Setelah itu, peserta melanjutkan ke Automation Round, babak yang mengangkat konsep Revolusi Industri 3. Di sini, mereka berperan sebagai CEO perusahaan yang harus merancang sistem otomasi mesin produksi agar dapat menghasilkan produk berkualitas tanpa cacat. Peserta menggunakan sistem berbasis web untuk mensimulasikan strategi dan pengambilan keputusan. Babak ini menuntut ketelitian, kemampuan analisis, serta penguasaan konsep otomasi industri.
Suasana kompetisi terasa semakin intens seiring jalannya permainan. Setiap tim menampilkan kerja sama yang solid dan pemikiran yang tajam dalam memecahkan permasalahan yang diberikan. Di akhir hari, delapan tim terbaik diumumkan untuk melaju ke babak final. Kesembilan tim tersebut adalah Kwak Kwik Kwuk dari SMA Kristen Petra 5 Surabaya, Elena dari SMA Katolik St. Albertus Malang, Generalist dari SMAK Petra Acitya Surabaya, TheBoyz dari SMA Santo Carolus Surabaya, Genkishin dari SMA Cita Hati West, Petraoke, Pengen Menang, dan Aming yang juga berasal dari SMA Kristen Petra 5 Surabaya, serta 3 Faktorial dari SMA Katolik Karitas III Surabaya. Sembilan tim ini berhasil menonjol karena kemampuan analisis, kreativitas, dan ketepatan strategi mereka dalam menjawab tantangan industri yang kompleks.
Babak final dilaksanakan pada hari Minggu 12 Oktober 2025 dan menjadi puncak dari seluruh rangkaian kegiatan Industrial Games 33. Pada tahap awal Final Round, para finalis berpindah dari satu area ke area lainnya yang menggambarkan kondisi perusahaan berbeda-beda. Mereka harus menyelesaikan berbagai studi kasus dengan cepat dan cermat, serta menentukan strategi bisnis paling efektif untuk menghadapi persoalan nyata di industri. Babak ini menguji kemampuan observasi, analisis situasi, dan ketepatan pengambilan keputusan. Usai menyelesaikan tahap pertama, para finalis melanjutkan ke Prototype Round, babak tersulit dalam kompetisi ini. Setiap tim diminta untuk merancang prototype inovatif sebagai solusi dari kasus nyata terkait permasalahan di lini produksi. Ide yang telah dirancang dikembangkan menjadi model nyata, kemudian dipresentasikan di hadapan dewan juri yang terdiri dari akademisi dan praktisi industri. Penilaian dilakukan berdasarkan kreativitas, ketepatan analisis, relevansi solusi, serta kemampuan tim dalam mempresentasikan gagasan mereka dengan jelas dan profesional.
Setelah melalui penilaian yang ketat, tiga tim terbaik berhasil meraih gelar juara Industrial Games 33. Juara pertama diraih oleh tim Kwak Kwik Kwuk dari SMA Kristen Petra 5 Surabaya, yang berhasil menggabungkan konsep efisiensi produksi dan inovasi desain secara brilian. Tim ini berhak atas hadiah berupa tabungan sebesar Rp 6.000.000,00, Piala Bergilir Gubernur Jawa Timur, Piala Tetap Rektor Universitas Surabaya, pembebasan 100% Uang Sumbangan Pendidikan dan Uang Penyelenggaraan Pendidikan (Semester 1) jika melanjutkan studi ke Teknik Industri UBAYA, serta sertifikat penghargaan. Juara kedua diraih oleh tim Elena dari SMA Katolik St. Albertus Malang (Dempo) yang menampilkan prototype dengan ide inovatif dan solusi implementatif terhadap efisiensi kerja. Mereka memperoleh tabungan sebesar Rp 4.000.000,00, Piala Tetap Rektor Universitas Surabaya, pembebasan 75% biaya pendidikan semester pertama di Teknik Industri UBAYA, serta sertifikat penghargaan. Sementara itu, juara ketiga berhasil diraih oleh tim Generalist dari SMAK Petra Acitya Surabaya yang dinilai unggul dalam perancangan sistem yang aplikatif dan realistis. Tim ini mendapatkan tabungan sebesar Rp 2.500.000,00, Piala Tetap Rektor Universitas Surabaya, pembebasan 50% biaya pendidikan semester pertama di Teknik Industri UBAYA, serta sertifikat penghargaan.
Ketua Panitia Industrial Games 33, Valensia Angela Lay, menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya kepada seluruh peserta yang telah menunjukkan semangat kompetitif dan antusiasme tinggi selama tiga hari kegiatan berlangsung. Ia menjelaskan bahwa Industrial Games bukan hanya kompetisi, melainkan wadah pembelajaran nyata bagi para peserta untuk memahami bagaimana ilmu Teknik Industri diterapkan dalam kehidupan profesional. “Kami ingin para peserta tidak hanya bersaing, tetapi juga belajar berpikir sistematis, efisien, dan kreatif seperti halnya seorang insinyur industri di dunia kerja,” ujarnya.
Bersama dengan itu, Bapak Gunawan, Ph.D,. selaku Ketua Program Studi Teknik Industri UBAYA, menuturkan bahwa Industrial Games telah menjadi salah satu kegiatan unggulan yang mempertemukan dunia pendidikan dan industri. “Kami berharap melalui ajang ini, para peserta memperoleh pengalaman berharga untuk terus berinovasi. Mereka adalah calon-calon pemimpin industri masa depan yang akan membawa perubahan nyata bagi Indonesia,” ungkapnya.
Acara ditutup pada malam hari dengan suasana penuh kebanggaan dan rasa haru. Para peserta, panitia, serta dosen pembimbing saling memberikan apresiasi atas kerja keras yang telah dilakukan. Industrial Games 33 tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga ruang kolaborasi yang mempertemukan ilmu, inovasi, dan semangat generasi muda untuk membangun industri yang lebih efisien dan berkelanjutan. Melalui tema besar tentang integrasi kualitas dan kinerja, Industrial Games 33 membuktikan bahwa Teknik Industri Universitas Surabaya terus berkomitmen mencetak generasi yang cerdas, adaptif, dan inovatif. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pendidikan tinggi tidak hanya sebatas teori di ruang kelas, melainkan pengalaman nyata yang menyiapkan siswa untuk menjadi calon insinyur industri Indonesia yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan profesionalisme dan semangat kolaborasi. (val)
#FunLearningBrightCareer