Pengambilan Keputusan Multikriteria, Mudah Untuk Dilakukan? – Seri Edukasi Masyarakat ke-30 cathrine July 4, 2021

Pengambilan Keputusan Multikriteria, Mudah Untuk Dilakukan? – Seri Edukasi Masyarakat ke-30

Seri Edukasi Masyarakat ke-30

Seri Edukasi Masyarakat ke-30 oleh LPPM Ubaya

Kamis, 24 Juni 2021, Seri Edukasi Masyarakat kembali diadakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Surabaya (LPPM Ubaya) dalam serinya yang ke-30. Topik yang dibawakan pada seri ke-30 kali ini adalah “Pengambilan Keputusan Multikriteria”. Narasumber seri ini kembali bersama dengan dosen Teknik Industri Universitas Surabaya, dengan Dr. Dra Ir. Evy Herowati, M.T., I Made Ronyastra, S.T., M.T., dan Rahman Dwi Wahyudi, S.T., M.T., MBA., IPM. Selain itu, pada seri ke-30 ini dimoderator oleh mahasiswa Teknik Industri Universitas Surabaya angkatan 2018, Janice Santoso.

Pengantar Multiple Criteria Decision Making oleh Dr. Dra. Ir. Evy Herowati, M.T.

Pembahasan pertama dibawakan oleh Dr. Dra. Ir. Evy Herowati, M.T. dengan topik Multiple Criteria Decision Making yang berfokus pada Non-Dominated Solution. Pada topik yang pertama ini, Ibu Evi memberikan pengantar bahwa manusia dapat mengambil keputusan secara rasional dan sistematis. Beliau juga memperkenalkan bahwa keputusan rasional memiliki struktur yang digambarkan sebagai bangku, terdiri dari decision basis, logic, frame, dan decision maker yaitu manusia sendiri. Selain itu, beliau juga memperkenalkan tipe mengambil keputusan yaitu Multiple Criteria Decision Making (MCDM) yang terdiri dari banyak kriteria dan alternatif, Group Decision Making yang keputusannya diambil bersamaan dengan banyak orang, dan Multiple Criteria Group Decision Making yang merupakan gabungan MCDM dan Group Decision Making.

Contoh Kasus Non-Dominated Solution dalam MCDM

Beliau menjelaskan bahwa keputusan yang tergolong dalam MCDM adalah keputusan yang terdapat paling sedikit 2 kriteria yang berkonflik dan paling sedikit 2 alternatif sebagai solusi. MCDM terdiri dari 2 tipe yaitu MADM dan MODM. Pada webinar kali ini lebih fokus membahas Non-Dominated Solution untuk MADM dengan batasan solusi. Sebagai gambaran untuk mengambil keputusan dengan Non-Dominated Solution, beliau menggunakan contoh kasus memutuskan flight yang akan dipilih berdasarkan kriteria waktu dan harga serta kasus pemilihan vaksin yang kriterianya terdiri dari harga, tingkat efikasi, cara penyimpanan, dan efek samping yang ditimbulkan. Dijelaskan bahwa cara untuk memilih dengan mengeliminasi objek yang kriterianya terdominasi oleh objek lain.

Penyampaian Berbagai Metode Pembobotan Kriteria oleh I Made Ronyastra, S.T., M.T.

Pembahasan kedua dibawakan oleh I Made Ronyastra, S.T., M.T. dengan topik yang berkaitan dengan pemilihan keputusan dengan Non Dominated Solution, yaitu metode pembobotan kriteria. Sebagai pengantar, Bapak Rony menekankan pentingnya pembobotan karena akan berpengaruh terhadap preferensi dari decision maker untuk mengambil keputusan. Tujuan dalam pembobotan ini adalah memberikan tingkat kardinal atau ordinal pada setiap kriteria dalam keputusan. Beliau juga memperkenalkan bahwa terdapat metode subjektif dan objektif dalam pembobotan.

Tahapan dalam Perhitungan Metode CRITIC

Metode subjektif yang beliau perkenalkan adalah direct rating dengan skala likert; ranking method dengan mengurutkan tingkat kepentingan kemudian dihitung dengan metode sum, reciprocal, dan exponent; point allocation dengan mengalokasikan poin dan bobot pada setiap kriteria untuk setiap objek; dan pairwise comparison dengan membandingkan secara berpasangan. Untuk metode objektif yang beliau perkenalkan adalah mean weight yang memandang setiap kriteria memiliki kepentingan yang rata; standard deviation method yang memandang data dengan variasi besar memiliki bobot yang besar; dan criteria importance through intercriteria correlation (CRITIC) yang mengakomodasi 2 sifat MCDM. Dalam webinar ini, beliau memaparkan tahapan dalam metode CRITIC yang dimulai dari menentukan nilai maksimum dan minimum dari data, transformasi data, menghitung standar deviasi, menghitung correlation matrix, dan menghitung conflict matrix sebelum tahapan terakhir yaitu perhitungan bobot.

Pemaparan Gambaran Struktur Masalah oleh Rahman Dwi Wahyudi, S.T., M.T., MBA., IPM.

Pembahasan terakhir dibawakan oleh Rahman Dwi Wahyudi, S.T., M.T., MBA., IPM. dengan topik yang menyambung dengan topik sebelumnya yaitu metode penilaian alternatif dengan tools Analytical Hierarchy Process. Sebagai pengantar, Bapak Rahman menekankan bahwa penilaian alternatif digunakan untuk menguraikan segala alternatif yang akan dipilih dan membantu agar decision maker tidak terjebak dengan kriteria alternatif yang banyak dan saling berlawanan. Pada webinar ini, beliau menjelaskan langkah-langkah penilaian alternatif yang dimulai dari menguraikan permasalahan dalam sebuah hierarki, membandingkan kepentingan antar kriteria dari struktur masalah, membandingkan kepentingan antar alternatif untuk setiap kriteria, dan membuat keputusan.

Contoh Kasus Analytical Hierarchy Process

Sesuai dengan topik, pembahasan yang lebih mendalam berpusat pada tools Analytical Hierarchy Process (AHP). Sebagai gambaran, digunakan contoh kasus untuk memilih merk vaksin yang beredar dalam rangka vaksin mandiri, Kriteria dalam kasus ini adalah efikasi, kelangkaan, dan kejadian ikut pasca imunisasi (KIPI). Beliau menjelaskan dalam kasus ini, dilakukan penetapan bobot untuk setiap kriteria sebagai perbandingan, menghitung dan mengecek konsistensi pembobotan decision maker, kemudian membuat keputusan dengan metode sum product. Sebagai tambahan, beliau menekankan bahwa metode AHP mudah untuk dilakukan karena perhitungannya sederhana dan dapat dibantu dengan software pengolah data seperti Microsoft Excel.

Sebagai penutup dari Seri Edukasi Masyarakat ke-30, para narasumber menekankan bahwa pengambilan keputusan multikriteria tidak dapat dihindarkan dari kehidupan sehari-hari. Hal yang dibagikan oleh para narasumber pada webinar ini merupakan alat bantu untuk pengambilan keputusan secara objektif yang metodenya cukup sederhana dan dapat diaplikasikan dalam berbagai kejadian di dunia nyata. Narasumber memperkenalkan metode AHP karena alat bantu ini mudah untuk digunakan dan metode ini dapat dipelajari lebih dalam lagi. Diharapkan pula melalui Seri Edukasi Masyarakat ke-30 ini, peserta dapat tertarik untuk explore lebih dalam terkait tools untuk pengambilan keputusan.