Mengenalkan Design Thinking Pada Siswa SMA ti February 7, 2024

Mengenalkan Design Thinking Pada Siswa SMA

Pada hari Jumat tanggal 19 Januari 2024 dan 26 Januari 2024 tim dari Universitas Surabaya (UBAYA) mengajar di SMA Little Sun (Little Sun School). Sekolah yang berlokasi di Jalan Manyar Kartika 48 ini mempunyai lima jenjang pendidikan, yaitu Playgroup, TK, SD, SMP dan SMA. Little Sun School merupakan sekolah tiga bahasa dengan memberikan pembelajaran dalam tiga bahasa: Indonesia, Inggris, dan Mandarin. Nah, dua pertemuan tersebut merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat dan promosi, kolaborasi dari Program Studi (Prodi) Teknik Industri (TI) Fakultas Teknik dan Desain Managemen Produk (DMP) Fakultas Industri Kreatif (FIK) serta Marketing dan Public Relation (MPR) UBAYA. Selama program yang diadakan dari bulan Januari sampai Mei 2024, Tim UBAYA mengajar Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) Kelas XII. Output yang diharapkan dari program ini adalah siswa dapat merancang produk untuk school merchandise, yang dapat mempresentasikan nilai-nilai, visi dan misi Little Sun School.

Di dua pertemuan pertama, tiga orang dosen Prodi TI UBAYA, yaitu Ibu Meitha, Ibu Esti dan Pak Argo, mengajar siswa terkait dengan desain produk, yaitu Introduction to Design Thinking serta Emphatize and Data Collection. Materi disampaikan dengan menggabungkan media presentasi, video dan diskusi kelompok. Selain itu, tiga orang mahasiswa juga membantu pembelajaran di dua pertemuan tersebut. Mereka adalah Robbel, Andrew, dan Eunike, dari TI UBAYA Angkatan 2020. Robbel menceritakan pengalaman timnya mendesain produk yang berhasil menjadi pemenang dalam kompetisi internasional. Sedangkan Andrew dan Eunike membagikan pengalaman dan pengetahuan dalam menerapkan design thinking untuk merancang produk aplikasi digital, termasuk memberikan contoh bagaimana membuat Empathy Map.

Sebanyak 40 siswa di dua kelas yang merupakan gabungan dari Kelas XII MIPA dan IPS mengikuti pembelajaran dengan antusias. Mereka juga aktif bertanya maupun memberikan jawaban. Oh ya, di program ini siswa juga membentuk kelompok dengan anggota lima orang di tiap kelompok. Sehingga, di setiap akhir pembelajaran diadakan diskusi kelompok supaya siswa bisa mendiskusikan dengan kelompoknya rancangan produk yang akan mereka buat selama program ini. Di samping itu, di tiap kelas ada juga seorang guru pendamping dari SMA Little Sun School yang membantu Tim UBAYA dalam proses pelaksanaan di kelas.

Karena output dari program ini adalah school merchandise, maka ada tugas yang dikumpulkan secara teratur supaya keaktifan dan kemampuan siswa dapat dimonitor dan dievaluasi. Dengan demikian, rancangan produk mengikuti materi yang disampaikan dan dapat sesuai dengan yang diharapkan oleh pihak sekolah. Materi pembelajaran dan tugas kelompok diunggah di Google Classroom, dan guru pendamping akan mengingatkan siswa untuk mengumpulkan tugas sesuai batas waktu yang ditentukan. Semoga program ini dapat terlaksana dengan baik dan bermanfaat bagi siswa. (ed)